Selasa, 05 Oktober 2010

paskibra

Pertemuan Paskibra SIB dengan Paskibraka Nasional PDF Print E-mail
Monday, 27 August 2007
ImageOleh: Diaz & Novel 
Pada tanggal 26, Agustus 2007 di wisma KBRI Bangkok, telah berlangsung acara pertemuan antara paskibraka Indonesia dengan para paskibra SIB. Acara tersebut berlangsung dari pukul 08.00 malam sampai pukul 11.00 malam waktu Bangkok. Pada acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa tamu penting,seperti : Aji Notonegoro beserta model-model nya,Wisnu Yoga Prabowo Indonesian Idol II, mahasiswi kebudayaan di Thailand yang menarikan tarian Bali, dan di antara paskibraka-paskibraka tersebut juga terdapat beberapa paskibraka yang mengikuti olimpiade seperti biologi, matematika, dan fisika serta tidak lupa Wiratama Hadi Prananto Pratikto (cucu dari mantan orang nomor satu era orde baru Soeharto).
Mereka semua secara keseluruhan berjumlah sekitar 60an orang,termasuk pembina-pembinanya.Acara pada malam tersebut juga di meriahkan oleh penampilan-penampilan dari siswi-siswi SIB seperti,tari Ranuplampuan yang di tampilkan oleh anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama SIB yaitu : Lintang, Rosi, dan Sinta. dan tari Zapin yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah menengah atas SIB yaitu : Brina, Rima, Nilam, Tiar,dan Puti. Dan tidak lupa penampilan-penampilan dari para paskibraka Indonesia diantaranya yaitu : nyanyian yang dibawakan oleh paskibraka yang berasal dari Papua, tarian dari paskibraka yang berasal dari Bali dan nyanyian-nyanyian dari paskibraka yang berasal dari Sabang sampai Merauke.
Para paskibraka-paskibraka tersebut sangat ramah dan tidak seperti yang dibayangkan,mereka justru terlihat seperti layaknya anak-anak SMA lainnya yang humoris, bersahabat, dan tidak terlihat angkuh. mereka dengan santai bersenda gurau dengan kami anak-anak SIB atau bahkan dengan teman-temannya sendiri. karena, memang mereka masih sebaya dengan paskibra SIB yaitu kelas 1, 2. dan 3 SMA.
 
< Prev   Next >

paskibra

Menjadi Paskibra di KBRI Phnom Penh

PaskibraUdara sungguh bersahabat pagi ini dengan agak sedikit mendung sehingga mengurangi panasnya terik matahari. Tak hanya bagi pasukan pengibar tetapi para peserta upacarapun mensukuri mendungnya hari ini.
Tetapi ketegangan para pasukan pengibar tetap terasa, bulir bulir keringat mulai merayap jatuh dari pelipis ke pipi sampai ke bibir sehingga terasa asin. Tapi apa boleh buat, kami tentu tak bisa menghapus keringat itu. Biarlah tetap asin di mulut.
Saat itupun tiba, pasukan mulai bergerak dengan aba aba menuju pembina upacara untuk mengambil bendera yang telah disediakan. Jantung berdegub kencang, konsentrasi diarahkan dengan menghitung gerakan gerakan yang telah dilatih sebelumnya.
Breb! Bendera telah siap untuk dinaikkan, komandan upacara memimpin penghormatan bendera diiringi lagu Indonesia Raya dan wah, begitu leganya sang bendera berhasil naik dipuncak bertepatan dengan selesainya lagu.
Itulah cuplikan pengalaman pribadi yang cukup mendebarkan sebagai pasukan pengibar bendera. Ada rasa haru dan bangga kok ya bisa dipilih sebagai pasukan pengibar bendera, wong seumur umur disekolah juga gak pernah ikut yang beginian. Tapi seragam paskibra dan blog ini yang akan menjadi saksi bisu untuk anak anak saya kelak bahwa bapaknya ini pernah jadi pasukan pasikbra di KBRI Phnom Penh.
Untuk sahabat sahabat blogger sekalian saya turut mengucapkan DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 64 semoga negara ini semakin maju dan rakyatnya makin makmur.
paskibrapelatih
istri
Ps. Numpang nampang foto dengan para pelatih dan Atase pertahanan KBRI Phnom Penh dari kika Bapak Ari Permika, Agus Setiawan, Markus Dwinanta, Achari Hananto, Ahmad Akbar, Kolonel Suyanto, Sayne S Dewi, Zacky Djumhana, Saya, dan Mas Dadang. Serta foto dengan istri.

Sabtu, 02 Oktober 2010

paskibra

SEIRAMPAH (Berita)  :  Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H.T Erry Nuradi didampingi oleh Wabup H. Soekirman dan Sekdakab Sergai Drs. H. Haris Fadillah M.Si, Kadis Pora Sergai Drs. Joni Walker Manik secara resmi melepas 45 orang anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tahun 2010 yang terdiri dari 29 putra dan 16 putri dalam suatu acara silaturrahmi di aula Sultan Serdang kantor Bupati Sergai di Sei Rampah, Kamis (19/8).
Paskibra yang telah menunaikan tugas sebagai pengibar bendera pada upacara HUT Kemerdekaan RI ke-65 tingkat Kabupaten Sergai yang digelar di lapangan Desa Firdaus Kecamatan Sei Rampah, Selasa (17/8) menurut Bupati bukanlah akhir dari tugas dan pengabdian masing-masing anggota paskibra karena setiap siswa akan mengemban tugas untuk tetap menjaga nama baik sebagai anggota paskibra.
Lebih lanjut Bupati Erry Nuradi minta kepada setiap anggota paskibra sebagai siswa harus memiliki nilai lebih dan dapat memberikan teladan serta menunjukkan prilaku yang baik. Untuk itu sebagai siswa-siswa pilihan, setiap anggota harus menunjukkan kualitas diri dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, lingkungan, sekolah dan masyarakat, salah satunya adalah dengan tidak terlibat dalam tindakan kriminalitas remaja tetapi harus dapat menjaga moral dan budi pekerti yang baik.
Selain itu setiap siswa terpilih juga harus dapat membangun sikap mental yang optimistis dalam menjalani hidup dan menatap hari depan, serta mampu mengembangkan jiwa wirausaha yang sangat dibutuhkan untuk menjawab persoalan tenaga kerja saat ini, harap Bupati.
Dalam kesempatan yang sama Bupati juga minta agar selain menunaikan tugas sebagai pengibar bendera, setiap anggota paskibra dapat diberdayakan menjadi duta ke sekolah-sekolah di Sergai untuk mensosialisasikan bahaya narkoba dan kenakalan remaja lainnya dalam rangka transfer of knowledge (alih pengetahuan) kepada siswa-siswa lainnya.
Sebelumnya keempat puluh lima orang siswa hasil seleksi dari Sekolah Menengah Atas se-Kabupaten Sergai ini telah mendapat pelatihan dan proses karantina yang dilaksanakan 26 Juli – 9 Agustus 2010 di Mess PTPN III Kebun Gunung Pamela Kecamatan Sipispis Kabupaten Sergai dengan pelatih Peltu Agus Subandi dari Kodim 0204/DS dan Aipda Hendrik Simanjuntak dari Polres Sergai.
Selain keempat puluh lima siswa ini, ada dua siswa yang terpilih melalui proses seleksi yang sama untuk menjadi perwakilan dari Kabupaten Sergai untuk menjadi anggota tim Paskibra tingkat provinsi. Kedua siswa tersebut adalah Ahmad Tereraja dari SMAN 1 Perbaungan dan Desi Taniva dari SMA Satria Dharma Perbaungan. Pada seleksi tingkat provinsi untuk mendapatkan utusan provinsi ke tingkat nasional, Desi Taniva menempati posisi kedua (runner up). (fad)
Share


Komnas HAM Periksa Senior Paskibra  

Bukti foto pelecehan paskibra yang diambil pada 2006. Dok. Pribada: Loreen Neville, Orang tua paskibra putri
TEMPO Interaktif, Jakarta -  Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Kabul Supriyadhie menyampaikan pihaknya akan memeriksa panitia acara kepaskibraan yang diduga terlibat tindakan asusila terhadap para yuniornya--pada Juli silam di Cibubur. "Saya memanggil mereka pada Senin sore (20/9) pukul 16.00 WIB di kantor Komnas HAM," ujar Kabul siang ini.
Dalam pemanggilan itu, Kabul menerangkan, dirinya akan menanyakan hal ihwal prosedur tetap (protap) dalam kegiatan itu, dan bagaimana kesesuaian pelaksanaannya. Pihaknya akan melihat apakah ada pelanggaran hak asasi kepada para calon paskibraka Jakarta angkatan 2010 atau tidak. "Kalau tidak sesuai. Maka mereka jelas harus bertanggungjawab," timpalnya.
Menurut sumber Tempo, Komnas HAM akan memeriksa senior paskibra bernama Elman dan Saskya Sabrina. Mereka akan didampingi pengacara yang ditunjuk oleh Purna Paskibraka Indonesia.
Sebelumnya, Kabul sudah mendatangi berbagai pihak terkait kasus ini. Dia sudah menemui mulai Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta, termasuk para siswa-siswi paskibraka yang menjadi korban. "Yang penting kami sudah menggali yang kami butuhkan untuk rekomendasi," kata Kabul.
Mantan Ketua Tim Investigasi Tragedi Koja ini menjelaskan, tidak ada tim khusus Komnas HAM yang dibentuk untuk menyelidiki kasus ini. Yang jelas, ditegaskan Kabul, kalau ditemukan ada pelanggaran HAM di kegiatan kepaskibraan tersebut, pihaknya tidak segan mengupayakan hukuman untuk setiap pihak yang terlibat.
Dugaan pelecehan dialami Calon Paskibraka DKI Jakarta 2010 dalam kegiatan Orientasi Kepaskibrakaan (OK) 2010 pada 2-6 Juli silam di bumi perkemahan Cibubur. Para siswi diminta jalan telanjang ke kamar mandi dua kali sehari, beberapa diantaranya ada yang ditampar. Sementara para siswa diperintahkan push-up dingin, yakni bertumpuk dalam kondisi bugil.
Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus di beberapa tingkat wilayah, provinsi, dan nasional.

[sunting] Lambang

Lambang dari organisasi paskibra adalah bunga teratai

[sunting] Sejarah

Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soekarno, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
  • Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
  • Kelompok 8 / pembawa (inti),
  • Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

PASKIBRA

PASKIBRA(Pasukan Pengibar Bendera Sekolah) adalah organisasi estrakurikuler sekolah yang bertugas menjadi pengibar bendera di berbagai event.